Kisah Uwais al-Qorni rah dan Umar ra

Dikisahkan suatu hari Rasulullah Saw berkata pada Umar ibn Khattab ra, bahwa ada seorang yang sangat berbakti pada ibunya, tinggal pada suatu daerah di Yaman, dengan nama bernama Uwais al-Qorni rah. Bila Umar ra, dipanjangkan umurnya dan dapat bertemu dengan Uwais rah, maka hendaknya Umar ra, mencium tangannya seraya meminta di doakan, karena doa beliau sangat mustajab. Rasulallah Saw mengatakan, kalau saat ini pria yang dimaksud masih berbakti pada ibunya yang sudah renta, sehingga ia tidak bisa menemui kita (Rasul Saw dan Umar ra).

Waktu berlalu. Setelah wafatnya Rasul saw, mangkat Abu Bakar ra, Umar ra belum juga pernah bertemu dengan nama yang dimaksud. Jadi, sejak rasul Saw dan Abu Bakar ra masih hidup, Uwais rah tidak pernah berjumpa, walaupun ia hidup pada yang zaman sama.

Setelah Umar memegang tabuk kepimpinan Islam, ia masih teringat dengan pesan Nabi Saw soal Uwais rah. Sewaktu menunaikan ibadah haji, Umar ra mendengar kalau orang yang punya do'a sangat berkah, juga sama-sama berada di Mekkah, tengah menunaikan ibadah haji (setelah ibunya meninggal). Setelah bertanya-tanya, akhirnya Umar ra menemukannya. Dengan penuh rasa hormat, Umar ra memeluk orang yang sudah lama di cari-cari itu, dan memohon agar dirinya dido'akan. Uwais rah pun mau mendoakannya. Setelah itu, Umar ra menanyakan kemana ia akan pergi lagi? Uwais rah menjawab, bahwa dirinya hendak ke Kufah (salah satu kota di Iraq). Melihat keadaan Uwais rah, Umar bermaksud memberinya sesuatu tapi dengan cara Uwais rah menemui bawahannya (seorang pejabat di Kufah). Uwais rah menolak pemberian Umar ra karena sebuah alasan.


Catatan penulis :

Uwais al-Qorni rah jika ditinjau dalam ilmu hadis, dinggap bukan sahabat Nabi Saw, karena belum pernah berjumpa Nabi Saw, meski sudah seiman dan hidup pada masa yang sama dengan Nabi Saw.

Dalam ilmu hadis juga, Uwais al-Qorni bukan salah seorang perawi hadis.

Jika merujuk teks hadis riwayat Muslim, nama lain “Uwais al-Qorni rah” adalah “Uwais Ibn Aamir rah” , bukan “ibn Amru” seperti kebanyakan pendapat orang.

Orang yang berbakti pada ibunya, belum tentu berbakti pada Allah Swt. Namun, Uwais al-Qorni rah orang yang berbakti pada Ibunya, sehingga Ia hanya bisa pergi menunaikan ibadah haji, setelah ibunya meninggal dunia. Ia tahu mana yang harus didahulukan, tanpa meniggalkan bakti pada Allah Swt.

Umar ra, meski sudah menjadi khalifah dengan segala kebesaran pangkatnya, mau mencari-cari Uwais rah yang hanya rakyat jelata, hanya karena teringat dengan pesan Rasulallah Saw. Rasul Saw perintahkan temui, dan Umar ra lakukan saja. Di mata manusia derajat Umar ra pasti lebih mulia, karena ia seorang sahabat Nabi Saw sedang Uwais rah hanya orang yang sholeh dalam pandangan Rasul Saw (tabiin). Derajat sosial saat itu Umar ra seorang khalifah dan Uwais ra hanya rakyat saja. Lalu di mata Allah Swt soal derajat kemuliaan keduanya? Wallahu a’lam.

Sementara ada kisah yang mengatakan, kalau Umar ra memohon agar dosanya diampuni, adalah cerita yang perlu dipertanyakan, sebab, dalam ajaran Islam, hanya Allah Swt yang Maha pengampun. Umar ra hanya menuruti perintah Rasul Saw agar mohon berkah dari Uwais rah, karena doanya yang mustajabah.

Kisah Uwais al-Qarni rah dalam suatu riwayat dikatakan Nabi sebagai “penghuni langit.” Makna kata tersebut, bisa berarti orang yang amal ibadahnya sangat baik, sehingga Allah Swt membanggakan orang tersebut di hadapan para Malaikat. “Penghuni langit” juga bisa berarti “orang calon yang ahli surga.” Tidak bisa dikatakan kalau Uwais al-Qorni rah adalah “makhluk sejenis alien” yang datang ke bumi, lalu berbakti kepada orang tua dan dipuji-puji Rasul saw.

Tidak ada yang tau pasti, berapa lama pertemuan antara Umar ra dan Uwais rah. Ada pun pihak Syiah mengklaim, kalau Uwais rah malah ikut pernah berperang. Vesri Syiah ia bersama Ali Ibn Abi Thalib karramallahu wajhahu memberontak kepada Umar ra. Tidak dijelaskan perang apakah yang dimaksud, dan kapan waktu peperangannya. Benarkah Ali Thalib karramallahu wajhahu memerangi Umar ra?

Cerita tentang kematian Uwais rah, adalah kisah yang perlu dipertanyakan. Tidak diketahui kapan dan di mana ia dikubur. Kisah kematian tersebut, cenderung hanya “didominasi” pemikiran Syiah-sufistik yang ditambah-tambahkan. Kitab yang menulis tentang riwayat kematiannya lebih didominasi oleh pengarang yang kitabnya banyak beredar di Theran.

Kisah ini sama sekali tidak bermaksud untuk merendahkan nama Uwais al-Qorni rah dan Umar ibn Khattab ra. Keduanya memiliki derajat yang tinggi, karena pernah disebut-sebut Rasul Saw, sedangkan nama kita dan nama para ulama kita, tidak pernah keluar dari mulut baginda Rasulallah Saw.

Mudah-mudahan, di zaman sekarang, masih ada orang yang do'anya langsung dikabul, seperti Uwais rah, dan ada orang yang patuh pada perintah Rasulallah Saw layaknya Umar Ibn Khattab ra. Amiieennn..  

Wallahu a’lam bi ash-shawab.

0 Response to "Kisah Uwais al-Qorni rah dan Umar ra"