Maestro Ulama Nusantara

Judul : Sayyid Ulama Hijaz, Biografi Syaikh Nawawi Al-Bantani
Penulis : Samsul Munir Amin
Penerbit : Yogyakarta, Pustaka Pesantren (Kelompok Penerbit LKiS)
Cetakan : Pertama, 2009 Tebal : xiv, ±128 halaman

Kalangan santri dari pondok pesantren, kadang terlupa dengan muallif (nama pengarang) kitab. Padahal kitab yang mereka baca, menjadi semacam rujukan. Terlebih Sebagian umat Islam. Ada beberapa tokoh ulama Timur, yang terkadang hanya diingat seputar ide pemikiran, fatwa dan sebatas karya. Nama besar mereka, semakin hari seakan tenggelam dengan tren pemikiran ulama Barat.

Sebut saja dalam menuntut ilmu. Ada istilah 6 kaidah, yang menjadi syarat bagi penutut ilmu. Antara lain; cerdas, kesungguhan, biaya, lingkungan, bimbingan guru dan lamanya waktu. Kaidah ini hampir semua kalangan santri mampu menghapalnya. Akan tetapi, jika pengarang dan sumber dipertanyakan, maka hampir semua juga menjawab “lupa”. Ternyata istilah ini bersumber dari dalam kitab at-Ta’lim wa Ta’allim. Nama pengarang kitab tersebut adalah Syaikh Nawawi al-Bantani al-Tanara. Asalnya dari Banten, Indonesia. Atau yang lebih populer dengan sebutan Syaikh Nawawi saja. Yang lebih mengejutkan, ternyata kaidah yang dimaksud, bukan dari pengarang. Tapi muncul dari sahabat Nabi Ali bin Abi Thalib. Karena kutipan kaidah tersebut, hanya terletak pada bagian catatan pinggir kitab.

Syaikh Nawawi hidup pada era pertengahan kolonial Belanda. Tidak perlu jauh jika ingin mengingatnya. Ada sejumlah ulama besar, seperi Kiayi Kholil dari Bangkalan (Madura) dan Hasyim Asyhari (penggagas NU). Terkadang mata Hasyim Asyhari hingga terlihat berkaca-kaca, saat mengenang kisah perjalanan Syaikh Nawawi. Begitu pula Kiyai Kholil. Kedua tokoh yang telah disebut, ternyata mantan muridnya.

Karya besar Syaikh Nawawi banyak diterbitkan di Arab Saudi. Sebagian lain di terbitkan oleh Darul-Haq, Beirut, Ibukota negara Lebanon. Mungkin saja hal inilah yang menyebab umat Islam di Indonesia—khususnya para santri—yang menganggap Syaikh Nawawi, juga berasal dari kedua negeri tersebut. Terlebih ada seorang ahli hadis yang memiliki nama yang sama, yaitu Imam Nawawi. Tapi bukan berasal dari Indonesia.

Dari itu, buku yang ditulis oleh Samsul Munir Amin adalah semacam romantisme-konstruktif, untuk mengingatkan para pembaca, bahwa pernah seorang maestro ulama Timur, yang terlahir dari bangsa kita. Oleh karena itu, setelah membaca buku, hendaknya sepak terjang Syaikh Nawawi dapat ditiru. Kontribusi keilmuannya sangat besar di negeri ini. Tulang dapat saja hancur terkubur dimakan usia. Tapi nama dari sebuah karya, tidak akan pernah lekang dari peradaban.

Selamat membaca..

7 Responses to "Maestro Ulama Nusantara"

Anonymous said...

keren review books-nya.
kyai nawawi banten itu bener gak ya yang mendirikan Pesantren di Sidogiri Pasuruan Jawa Timur?

salam

JAKABANDA said...

Easy step to get $ 100 from Your Facebook collaborate with PayPal Wishlist for FREE, Try it ?!

Adrie said...

Saya sudah lama mencari buku "Allah" karangan Said Hawwa. Tau dimana bisa download pdf-nya nggak Mas..? Please help...

Haryo's Corner said...

Lha aku nyari buku ini di GM kemaren kok gak ada yah??

Blogger said...

waha pertamanya mas..
salam kenal dl dech...
artikel maestronya menarik
sukses slalu

samsulmunir said...

Terima kasih dah meresensi buku saya Sayid Ulama Hijaz, smg bermanfaat bagi pembaca.
Untuk yg tanya ttg Syaikh Nawawi, Syaikh Nawawi ini beda dgn Kiai Nawawi pndiri Ponpes Sidogiri Pasuruan, Syaikh Nawawi dari Banten dan tinggal di Mekah, penulis buku2 keislaman. trm kasih (Samsul Munir Amin - UNSIQ Wonosobo)

Unknown said...

yr welcome.. Sukses ya brother..