"Sama-sama bodohnya." Maaf kalau komentar saya terlontar sangat "kasar" untuk menanggapi orang-orang yang "nitip" do'a dan jasa layanan do'a berbayar. Awal terjadinya kasus ini sebenarnya sederhana. Ada seorang pebisnis dari tanah air yang sedang umroh—katanya, lalu dia meminta sedekah sekitar 100 ribu-an lewat transfer. Sebagai imbalan, ia akan mendoakan pemberi sedekah tersebut, dari tanah suci—katanya lebih makbul. Do'a yang dimintakan, silahkan dikirim lewat email. Mekanisme transfer, jumlah uang, dan lain-lain dijelaskan pada akun twitter @SedekahHarian.
Dari sisi pebisnis tadi, barang kali karena profesinya sebagai "financial planner" memanfaatkan do'anya yang ada di tanah suci sana sebagai "peluang bisnis." Jujur, memang saya agak keras kalau soal agama Islam dibuat aneh-aneh oleh orang aneh ini. Mungkin dosen saya dulu, Prof. Nasarudin dan Dr. Alfatih Suryadilaga agak sopan di komen fesbuk-nya, karena mereka emang orang sopan. Tapi saya langsung bilang "kiamat udah dekat, Dajjal udah dateng."
Kami, yang saat ini lebih memilih hidup di akhirat daripada di dunia pasti cengar-cengir melihat prilaku Si penjual jasa do'a dan Si pengguna jasa minta do'a. Pertama, soal do'a dalam agama Islam, kalau kita berdo'a hendaknya langsung. Karena Allah Maha mendengar. Tidak perlu patung, tidak perlu berhala, juga tidak perlu kuburan apalagi sesajen, hanya karena ingin berdo'a kepada Allah Swt. Bukankah kalau kita sholat, kita selalu mengucapkan "iyyakana'" yang artinya direct to Allah Swt without anything and everything.
Kedua, kita butuh Allah Swt. Saking butuhnya kepada Allah Swt, minimal kita 17 kali dalam sehari memohon pertolongan Allah Swt. Termaktub dalam al-Fatihah yang kita ucap dengan "Iyyaka na'budu wa iyyaka nastaiin." Jadi, kalau kita sadar—seharusnya, kita sudah berdoa setiap sholat lima waktu karena kita hanya butuh Allah Swt saja, tidak berhajat kepada Makhluk. Adanya makhluk dimintakan bantuan, hanya sebagai penyebab saja, yang tidak ada jaminan berhasil juga tidak ada jaminan sukses. Dengan kata lain, kalau tidak mendirikan sholat berarti tidak butuh kepada Allah Swt.
Ketiga, Do'a kita pasti terkabul. Do'a setiap pribadi mukmin akan dikabulkan oleh Allah Swt. Waktu pengabulannya yang Allah Swt atur sedemikian rupa, demi kebaikan makhluk itu sendiri. Dalam kasus ini, si peminta do'a pasti tidak yakin kalau do'anya sebenarnya sangat manjur, sangat didengar oleh Allah Swt. Ketidakyakinan kalau do'a pasti terkabul, disebabkan imam yang sedang lemah. Untuk menaikkan iman, maka perlu ada pengorbanan diri dan harta untuk agama Allah Swt. Menolong agama Allah Swt tidaklah sama dengan menolong umat Islam.
Sebetulnya ada 25 point yang ingin saya utarakan. Tapi saya singkat saja. Keempat, somasi buat si penjual jasa do'a. Segeralah berdo'a pada Allah Swt agar dimintakan jalan hidayah untuk Anda sendiri, agar Allah Swt berikan jalan keluar dari masalah Anda yang saat ini "terasa berat." Saya paham, banyak masalah yang sekarang Anda hadapi. Setelah itu bertaubat. Mumpung Anda katanya lagi di tanah suci. Ikhlas, mohon ampunan Allah Swt atas segala dosa. Jangan sampai Allah Swt ambil semua yang telah ia berikan kepada Anda hingga tidak tersisa. Lalu gantilah profesi Anda menjadi "life after death planner" bukan lagi "financial planner" seperti sekarang. Sebagai sesama muslim, saya Insya Allah juga akan mendoakan Anda agar mendapat jalan yang lurus, tanpa perlu minta donasi dan ucapan terima kasih.
Kiamat emang udah deket.
Waalu a'lam. Allahumma 'jalni min asbaabil hidayah.
0 Response to "Kiamat Sudah Dekat : Layanan Do'a berbayar"
Post a Comment